Senin, 03 Januari 2011

Organisasi Bisnis (PT. BNI)

Sejarah
Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.

Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.
Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.
Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.
Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988.
Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.
Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus.
Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara.

Visi dan Misi

Visi BNIMenjadi Bank kebanggaan nasional yang Unggul, Terkemuka dan Terdepan  dalam Layanan dan Kinerja

Pernyataan Visi 
Menjadi Bank kebanggaan nasional, yang menawarkan layanan terbaik dengan harga kompetitif kepada segmen pasar korporasi, komersial dan konsumer
Misi BNI
  • Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh nasabah, dan selaku mitra pillihan utama (the bank choice)
  • Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
  • Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi.
  • Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial.
  • Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik.

Organisasi Sosial (Forum Komunikasi anak Betawi)

Forkabi adalah Forum Komunikasi anak Betawi.
yang mempunyaVisi:
1. Berbakti kepada Alloh dan Rasul NYa
2. Berbakti kepada Negara, Nusa dan bangsa
3. Berbakti kepada orang Betawi, agar memperoleh kehidupan sosial yang layak.
Misi dari FORKABI adalah :
1. Menjalin dan mempererat tali silaturahima antar sesama orang Betawi, agar kompak, bersatu dan mempunyai tingkat solidaritas yang tinggi dalam memperjuangkan Hak-Hak nya.
2. Membina dalam proses kaderisasi agar orang Betawi lebih siap dalam berkompetisi secara sehat terhadap sesama anak bangsa lainnya dalam merebutt posisi-posisi strategis pada strata sosial yang ada di kampungnya sendiri.
3. Menghimpun dan menggali potensi SDM Orang Betawi yang telah handal (Birokrat Sipil, kepolisian, Militer, Organisasi Politik, Ulama, Intelektual, Pengusaha, Pesilat, Budayawan, Seniman dan Pekerja) sedemmikian rupa sehinggan dapat bersinergi secara lebih baik dan mempunyai posisi/daya tawar yang kuat/tinggi terhadap siapapun guna memperjuangkan/memperoleh peluang-peluang bagi Orang Orang Betawi yang kurang beruntung diberbagai bidang/sektor ;
a. pekerjaan
b. Usaha/Bisnis
c. Karir/profesi (Organisai Sosial Politik, Birokrat Sipil, Kepolisian, Militer maupun Swasta)
4. Melestarika sekaligus mengembangkan nuansa Budaya Betawi sebagai filter terhadap pengaruh buruk globalisasi sosial budaya.
5. Mewujudkan Oran Orang Betawi sebagai salah satu komunitas (mitra) yang paling diandalkan, baik oleh pemerintah pusat,Provinsi, tempat tinggalnya serta pro aktif dalam menciptakan keadaan kondusif bagi kelancaran perputaran roda pemerintahan.
Sifat : Kebersamaan, Kemandirian, Netral (tidak berfihak/berafiliasi terhadap Organisasi Sosiial Politik manapun)
Peran :
1. Sebagai pusat Informasi strategis bagi kehidupan antisipasi tantangan dan peluang baik untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang (Intern)
2. Sebagai mitra komunikasi sosial masyarakat (ekstern).
Tujuan :
Mengangkat harkat dan martabat Orang Betawi agar :
1. Menjadi pelaku dikampungnya sendiri
2. Bangga menjadi Orang Betawi (Lebih percaya diri)
3. Disegani dan dicintai oleh sesama anak bangsa, juga mampu merangkul orang-orang bukan Betawi agar merasa menjadi bagian tak terpisahkan dari Orang Betawi (dengan pepatah : dimana bumi dipijak distulah langit dijunjung)
4. Nuansa Budaya Betawi dapat dikagumi/dihargai dikampungnya sendiri, baik oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat Internasional.
5. Membentuk Organisasi Betawi ang besar, solid dan mengakar kebawah yang meliputi seluruh Betawi Raya (JABODETABEK: Jakarta,Bogor,Depok,Tangerang,Bekasi), guna menampung, menyalurkan dan memperjuangka aspirasinya